Google
 

About Me

Asha adalah sumber inspirasi dalam kehidupan saya. Memiliki anak adalah anugrah. Seorang ibu pasti akan memberikan yang terbaik untuk anaknya, begitu juga saya. Mulai dari belajar dari buku, majalah, dan lainnya kemudian men-sarikan yang terbaik untuk Asha. "Go Organic", "Go Natural", serta memfasilitasi anak saya agar dapat berkembang dengan maksimal/baik adalah tugas saya untuk memberikan fondasi/ landasan/dasar/pijakan baginya untuk bekal hidupnya kelak. Dan untuk selanjutnya biarlah anak berkembang sesuai dengan minatnya. Saya hanya akan membantu mengarahkannya saja. Mudah-mudahan saya bisa menuliskan semuanya disini, untuk saya sendiri supaya tidak lupa dan juga sebagai bahan introspeksi saya, untuk Asha jika besar nanti serta untuk para netter yang membutuhkan inspirasi dalam membesarkan buah hatinya ....

Tuesday, January 30, 2007

BENTROK BERAKHIR DAMAI

BENTROK BERAKHIR DAMAI


Kami punya pembantu yang sudah bekerja dengan ibu saya selama 44 tahun. Usianya sudah tua sekali, pendengarannya juga sudah kurang. Kami sudah menganggap ia bagian dari keluarga kami. Karena telinganya sudah tidak berfungsi dengan baik, efeknya suaranya dia juga makin kencang dan kami juga harus berbicara keras agar ia mendengar. Saya dan keluarga punya trik khusus berbicara dengannya. si Emi, begitu kami memanggilnya. Kami selalu mendekatkan mulut kami ke telinganya dan berbicara padanya. Baru ia bisa mendengar. Jadi kami tidak perlu teriak-teriak layaknya tarzan.

Emi suka sekali bercanda dengan Asha. Kalau bercanda suaranya keras. Asha tidak pernah mendengar orang berbicara dengan suara keras. Sehingga , muungkiiiin Asha tidak nyaman dengan suaranya, dan berpikir Emi memarahinya. Asha selalu menjawab godaan Emi dengan suara keras, nadanya seperti marah, tangannya juga suka menunjuk dengan telunjuknya. Lucu sekali suara mereka bersahut-sahutan. Kadang Asha suka nakal, karena itu tidak jarang Emi di pukul olehnya. Berulang kali bunda memanggil Asha, memangkunya dan berkata,”Asha tidak boleh nakal dengan Nenek, tidak boleh muku Nenek. Nenek tidak marah dengan Asha. Nenek Emi tidak dengar, karena itu suaranya keras, tapi nenek Emi tidak marah dengan Asha. Asha tidak boleh nakal ya. Tidak boleh memukul Nenek’.

Tapi kejadian tersebut selalu berulang. Jadi kalau Emi sudah mulai muncul dan senyum-senyum ingin menggoda Asha, Bunda langsung tersenyum. Atau kadang-kadang bunda tertawa dengan ekspresi Asha yang mulutnya monyong-monyong siap membalas ledekan Emi dengan bahasanya yang Bunda tidak mengerti.

Kalau Emi muncul nyengir-nyengir ingin mengganggu Asha, Niniek Suster Asha pasti langsung berkomentar,” Bentrok nih , bentrok”. Kalau sudah gitu bunda tertawa betulan. Apagi kalau sepupu Asha Kakak Fahmi, Kakak Fahri dan Kakak Farhan datang, pasti mereka ikut berkata meniru logat jawa nya Niniek, ”Bentrok, bentrok !”

”Hahahaha”, bunda selalu tertawa melihat kejadian itu. Tidak pernah bosan setiap kali tanpa henti menasehati Asha tidak boleh galak, tidak boleh mukul, tidak boleh nakal. Tapi Tetap kondisi tersebut tidak pernah berubah.

Tapi semalam bunda pulang kerja, ternyata ada cerita baru yang membuat bunda surprise. Jida cerita Asha sudah berdamai dengan Emi. Kata Niniek dan Retno pembantu bunda, Asha hari ini berkali-kali menghampiri Nenek dekat sekali di telinganya, sambil membisiki nenek dalam bahasanya yang tidak kita mengerti dengan lembut,”abejebu, abejeba, .. bla bla....”.

Ah, Asha anakku akhirnya kamu mengerti juga. Setelah sekian lama bunda berharap Asha bisa mengerti kondisi Emi. Mungkin Asha sering melihat bunda dan jida setiap berbicara dengan Emi pasti mendekatinya, berkata di telinganya persis.
Asha memang pintar. Bunda lega sekali karena bentrok telah berakhir dengan damai. (LDF/Rabu, 31/1/07)

No comments: